Sejenak Mengikuti Sang Inspirator - Part 11
Sumber : Facebook Imam Robandi
BANJARNEGARA (epidode 5)
Masih ada sisa dongeng perjalanan, saat itu sebelum saya masuk di Banjarnegara. Perjalanan 27 March 2014, Thursday, dari Adisucipto Airport menuju Kabupaten Banjarnegara sangat mengispirasi. Saya ditemani driver anak muda mas Budi, dan Principal MUSABARA (Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sarwodadi Banjarnegara) ustadz Sumono. Pertama kali saat itu saya bertemu ustadz Sumono yang masuk Arrival Gate Adisucipto dengan wajah berseri-seri sambil agak bingung dikit-dikit. Kelihatan kalau dia itu kurang gaul dengan arrival gate bandara Jogja itu, tetapi saya melihat wajahnya bahwa dia adalah seorang fighter sejati yang siap tanding menghadapi medan dengan tingkat kesulitan apapun.
BANJARNEGARA (epidode 5)
Masih ada sisa dongeng perjalanan, saat itu sebelum saya masuk di Banjarnegara. Perjalanan 27 March 2014, Thursday, dari Adisucipto Airport menuju Kabupaten Banjarnegara sangat mengispirasi. Saya ditemani driver anak muda mas Budi, dan Principal MUSABARA (Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sarwodadi Banjarnegara) ustadz Sumono. Pertama kali saat itu saya bertemu ustadz Sumono yang masuk Arrival Gate Adisucipto dengan wajah berseri-seri sambil agak bingung dikit-dikit. Kelihatan kalau dia itu kurang gaul dengan arrival gate bandara Jogja itu, tetapi saya melihat wajahnya bahwa dia adalah seorang fighter sejati yang siap tanding menghadapi medan dengan tingkat kesulitan apapun.
Lepas Kota Jogja, saya diberi ceramah
oleh beliau selama perjalanan dengan materi ”bagaimana memelihara
sekolah agar dapat selalu bergetar walaupun lokasinya di Kecamatan
Pejawaran mendekati Puncak Gunung Dieng, porosnya Pulau Jawa, yang letak
desa itu lebih dari 1700 m dari permukaan air laut. Ini adalah semangat
yang tidak banyak dimiliki oleh para kepala sekolah di tanah air, pikir
saya saat itu. Kelihatan kalau dia adalah bukan orang yang mudah
mengeluh, dan juga kelihatan kalau ustadz Sumono adalah orang yang tidak
bosan dengan rasa capek. Dia juga banyak bercerita tentang para kepala
sekolah yang sukses. Perjalanan melewati Muntilan, Mendut, Borobudur,
Kepil, Kretek, Wonosobo, yang jalannya berkelok-kelok,
"gronjal-gronjal", dan sulit ditebak, dan akhirnya masuk Banjarnegara
yang Gilar-gilar dan endah permai.
Saat di
Desa Mendut Magelang mampir sebentar di kedai Delo, milik Mas Marwan.
Bebek bakar dengan arang yang sangat fua-fua membuat rasa dan bumbu
berbaur sedap. Saya juga baru tahu kalau kepala bebek juga dapat
dimasak, apalagi sambil membakar dan ngipasi sendiri. Udara sejuk malam
hari di sekitar candi Mendut itu telah membuat aroma bebek bakar itu
menjadi sangat marketable, membuat perut ”ngos-ngosan”. Wow.., asap
terbang kemana-kamana. Kenyang duluan, setelah banyak menghirup asap
aroma rica-rica. Bara api arang yang memerah, menghangati tubuh sambil
kipas-kipas bakar bebek,menjadi sejarah yang sulit untuk terlupakan.
Gambattene sense..
Bersambung..
Sejenak Mengikuti Sang Inspirator - Part 10
Sumber : Facebook Imam Robandi
Ustadz Aris Purbalingga, yang membawa saya dan ustadz Aris Nganjuk (maaf ada double Aris) untuk kuliner mengelilingi Purbalingga dan sekitarnya. Saat itu juga mampir ke SD Muhammadiyah UMP, tetapi "sedang tidak bertuan" saat itu, hanya seorang sekuriti. Sampai di Purwokerto panen "sisa-sisa rambutan", sayang tidak ada gambarnya. Thanks Mas Aris berdua (Aris Purbalingga dan Aris Nganjuk)
Ustadz Aris Purbalingga, yang membawa saya dan ustadz Aris Nganjuk (maaf ada double Aris) untuk kuliner mengelilingi Purbalingga dan sekitarnya. Saat itu juga mampir ke SD Muhammadiyah UMP, tetapi "sedang tidak bertuan" saat itu, hanya seorang sekuriti. Sampai di Purwokerto panen "sisa-sisa rambutan", sayang tidak ada gambarnya. Thanks Mas Aris berdua (Aris Purbalingga dan Aris Nganjuk)
Kata Ustadz Aris Purbalingga ""Inspirasi Perjalanan Purbalingga - Purwokerto dari Profesor yang satu ini memang LUAR BIASA. Obrolan sepanjang jalan mulai dari bagaimana mendidik anak sesuai umurnya, ide membuat jalan layang di Purbalingga sampai dengan motivasi-motivasi strategis memajukan Sekolah/Madrasah yang membuat pikiran ini menari nari merangkai mimpi...perjalanan tambah asyik dengan mampir ke sebuah warung di Silado kec. Sumbang untuk menikmati ketupat+mendoan+tahu goreng+mendoan jagung dan teh hangat...thanks profesor, semoga Allah SWT selalu melindungimu dan sehat selalu.""
Catatan:
Ini adalah warung kecil langganan favorite saya, pada saat mudik ke
Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, dan Kebumen. So
differentiative so delicious.
Gambattene sense..
Bersambung..
Sejenak Mengikuti Sang Inspirator - Part 9
Setiap saya ada perjalanan ke arah timur, Rawon Nguling menjadi prioritas. Kata banyak orang Presiden Yodhoyono pernah mampir di situ. Terletak di Desa Nguling, antara Pasuruan dan Probolinggo. Saya sudah menjadi pelanggan setia Rawon Nguling mulai baru lulus insinyur di tahun 1990, yang saat itu sedang pekerjaan listrik masuk desa di Kabupaten Banyuwangi. Ini adalah pusatnya Rawon Jawa Timur, dan king of taste dari segala rawon. Pasangannya adalah tempe goreng khusus dan telor asin. Hangatnya yang sangat “fua-fua”, perpaduan antara kluwak dengan cambah hijau, teh anget, dan lingkungan sejuk yang sangat mendukung menjadikan rumah makan ini sangat positioning. Rawon Nguling, just only one, yaitu perpaduan balancing antara daging dengan lada yang sedikit “semreset”, kluwak hitam yang beraroma pawon. Wo.., a super taste.
Gambattene sense..
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar